Senin, 29 September 2008

kembali kepada fitri

sahabatku....,kemuliaan seseorang bukanlah terletak pada pangkat,kedudukan maupun harta yang dimilikinya, melainkan kemuliaan seseorang adalah terletak pada akhlaknya, itulah kata para orang alim dan para bijak sampaikan, mungkin kita sudah sering sekali mendengarnya melalui tausiah tausiah maupun dari berbagai kumpulan kata bijak.saya disini sebagi salah satu yang pernah mendengar akan hal itu merasa berkewajiban untuk dapat menyampaikan kembali apa yang saya tahu(meski hanya secuil),dan harapan saya pada semua yang sempat singgah dan sudi untuk membaca secuil tulisan inipun akan dapat memetik sesuatu yang bermanfaat (bila ada)
kemuliaan seseorang adalah terletak pada akhlaknya, di hari yang penuh dengan kemenagan ini dimana banyak dari kita semua saling bermaafan atas segala sikap yang tiada berkenan yang pernah kita lakukan,kepada sesama kita sebelumnya, orang yang mengakui kesalahan dan segera meminta maaf atas kesalahannya adalah mulia, namun lebih mulia lagi seseorang yang sudi memafkan kesalahan yang pernah dilakukan terhadap dirinya.
untuk itu marilah dengan segenap kesadaran dalam diri, bilamana ada seseorang yang telah dengan tulus memohon maaf kepada kita atas kesalahan yang pernah dilakukan terhadap diri kita,bukalah hati kita lebar-lebar untuk dapat memberikan maaf kepada mereka.
ber besar hatilah kita akan semua hal yang pernah terjadi,di hari yang fitri ini marilah kita berlomba-lomba untuk dapat meraih ridho ilahi dengan saling memberi maaf dengan sepenuh hati.
Allah saja maha memaafkan atas segala dosa hambanya masak kita yang notabenenya manusia biasa,makhluk yang lemah mau menyombongkan diri dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.
berbicara tentang hal ini, saya jadi teringat pesan Nabi,

Ingatlah tiap tiap kebaikan yang orang lain lakukan terhadapmu dan lupakan kedholiman orang lain terhadapmu,
Ingatlah kedholiman yang kau lakukan terhadap orang lain dan lupakan kebaikan yang kau lakukan terhadap orang lain

bertolak dari hal tersebut ketika kita sadari betul insya Allah kita akan termasuk kedalam golongan orang orang yang ikhlas, dan sesungguhnya orang - orang yang ikhlas mendapat tempat yang istimewa disisi Allah.

memang susah untuk dapat mencapai maqom muchlisin,tapi bukan berarti kita tidak bisa untuk mencapainya, ketika kita senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh insyaAllah apa yang kita upayakan akan membuahkan hasil.

mungkin ini dulu kali yah yang bisa aku tuliskan, gak tau nih gak pinter merangkai kata jadinya yah begini ini, yah maklumlah namanya juga belajar ;)
lama-lama juga pinter ;)
oh iya sekalian juga mau ucapin met hari raya idulfitri mohon maaf lahir dan batin, mudah mudahan di tahun yang akan datang kita masih dapat bertemu dengan ramadhan dan idul fitri agar senantiasa,setiap waktu yang kita lewati merupakan perbaikan menuju kearah kebaikan yang sejati.yaitu kita kembali benar benar ke dalam keadaan yang fitri,berlimpah kasih ilahi jauh dari rasa dendam,iri dan dengki ......

Selasa, 23 September 2008

ayo mudiiiiik

lebaran sebentar lagi, orang - orang yang ada di perantauan sibuk mempersiapkan bekal untuk mudik ke kampung halaman. semua rela antri berdesak-desakkan demi untuk dapat kembali menikmati hari kemenangan bersama di rumah, fenomena ini berlangsung tiap tahun, tapi sadarkah kita bahwasannya mudik yang sesungguhnya adalah kita melakukan perjalanan ke dalam diri, kita kembali ke dalam diri kita, untuk dapat menikmati hari kemenangan, coba kita introspeksi lagi, apakah selama ini kita telah benar- benar menjadi manusia seutuhnya, manusia yang tidak kehilangan rasa kemanusiaanya, melalui puasa yang sebulan lamanya kita dilatih untuk menaklukan sifat kebinatangan yang ada di dalam diri kita, sifat iri, dengki rakus kikir sombong arogan dan kawan kawannya. adakah di hari yang benar - benar fitri kita akan pula dapat meraih predikat fitri, kita kembali kepada kemanusiaan kita, kita mudik kepada kemanusiaan kita, adakah kita benar - benar mendapatkan makna mudik yang sebenarnya, atau malah sebaliknya, kita semakin menjadikan sifat serakah,rakus, kikir dengki segala sifat kebinatangan kita menjadi bertumbuh semakin liar karenan kekangan sesaat.
saudaraku lewat tulisan ini saya ingin mengingatkan kepada diri saya sendiri bahwa marilah kita coba resapi dengan penuh kesadaran dan penghayatan, sudahkah kita benar - benar menjadi manusia seutuhnya, atuau kita ini masih menjadi binatang yang terbungkus rupa manusia,
ingatlah hidup ini tidak akan lama, adakah kita masih menyimpan sifat benci, dendam amarah dan sifat kebinatangan yang lain di dalam diri kita, ketika secara sadar kita mengakui bawha kita masi memelihara dan terus menyayangi sifat sifat semacam itu, mulai detik ini marilah kita sama sama tingkatkan kesadaran kita untuk menghilangkan sifat - sifat tersebut, kita ganti dengan sifat sifat manusia sesungguhnya, yang oleh Tuhan dianugerahi gelar khalifah. mari kita ciptakan kita tumbuh kembangkan bersama - sama sifat tersebut, kita tebarkan cinta kasih, kita tebarkan kedamaian kita hapuskan semua dendam dan segala sifat kebinatangan dalam diri.
mari kita semua kembali untuk mudik ke dalam diri, temukan kebahagiaan sejati di sana, dan bagi kebahagiaan tersebut kepada semua, bagi kebahagiaan tersebut kepada alam raya...
selamat menikmati perjalanan untuk mudik semoga temukan kebahagiaan yang sejati

Senin, 15 September 2008

sukses & arogansi

Seorang CEO dari perusahaan Fortune 100 mengatakan, "Success can lead to arrogance. When we are arrogant, we quit listening. When we quit listening, we stop changing. In today's rapidly moving world, if we quit changing, we will ultimately fail." (Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, maka kita akan gagal).

Pembaca, itulah sisi negatif dari kesuksesan, yakni arogansi. Arogansi muncul saat seseorang merasa diri paling hebat, paling luar biasa, dan paling baik dibandingkan dengan yang lainnya. Penyakit mental ini bisa menjangkiti apa dan siapa saja, mulai dari organisasi, produk, pemimpin, sampai orang biasa. Khusus pada tulisan ini, kita akan membicarakan soal manusianya.

Orang sukses lalu bersombong ria sebenarnya patut disayangkan. Bayangkan saja, saat berjuang keras menggapai kesuksesan, mereka begitu terbuka untuk belajar. Mereka mau mendengarkan. Mereka mau berjerih payah, berani hidup susah, dan mengorbankan diri. Bahkan, mereka tampak sangat 'merakyat' hidupnya. Akan tetapi, itu dulu. Sayang sekali, saat kesuksesan datang, mereka lupa diri. Mungkin dia akan berkata, "Saya sudah berhasil mencapai yang terbaik. Sekarang, Andalah yang harus mendengarkan saya. Saya tidak perlu lagi mendengarkan Anda."

Hal itu diperparah lagi ketika mereka dikelilingi oleh para 'yes man' yang tidak berani angkat bicara soal kekurangan orang ini. Hal ini membuat orang itu semakin 'megalomania', pongah, angkuh, dan egois. Ia terbelenggu oleh kesuksesannya sendiri. Ia tidak pernah belajar lagi.

Saya teringat dengan seorang klien saya. Sebagai seorang pebisnis, dia menceritakan susah payahnya membangun bisnisnya. Cerita yang mengharukan sekaligus heroik ketika dia harus tidur di kolong jembatan saat tiba di Jakarta ketika remaja. Dengan susah payah dia merangkak dari bawah untuk bertahan hidup. Menikah tanpa uang sepeser pun. Hidup di rumah kontrakan kecil. Akan tetapi, dia tidak patah arang. Dia mengamati cara kerja orang sukses, mencontoh, dan memodifikasi sendiri produknya. Sekarang, dia pun berjaya. Tiga pabrik besar ada di genggamannya.

Namun, sayang sekali. Perusahan itu sedang diterpa badai masalah internal. Pemicunya tak lain adalah sikap pemimpin yang arogan. Dia otoriter dan antikritik. "Kalau saya bisa, kalian juga harus bisa," katanya pongah. Dia pun menolak ide-ide baru. Dia mengelola perusahaan dengan serampangan. Turn over karyawan pun tinggi. Sisanya hanya kelompok para 'penjilat' yang tidak berani melawan. Dia menginginkan anak buahnya di-training. Padahal, dia sendiri yang perlu up date diri dengan training.

Arogansi bisa menghampiri siapa saja. Termasuk seorang pendidik, guru, dosen, yang tiap hari memberi suatu bagi orang lain. Saat menjalani kursus panjang di Inggris, saya pernah mendengar kisah tentang seorang trainer yang begitu arogan. Dia sempat membuat banyak orang berdecak kagum. Buku-buku best seller pun lahir di tangannya. Akan tetapi, arogansi membuatnya 'dibuang' dari komunitas di negaranya. Celakanya, sang trainer menyalahkan para rekannya. Dia pun dikelilingi oleh mereka yang selalu berkata 'ya' padanya.

Dari situ, kita belajar banyak untuk hati-hati. Kesuksesan jangan membuat kita arogan dan cenderung self centered serta tidak mau mendengarkan orang lain. Dunia begitu mengenal sosok Mao, Hitler, ataupun Stalin. Mereka berjuang dari basis bawah menuju pucuk kepemimpinan. Mereka pun berjuang untuk perubahan di masyarakatnya. Idealisme mereka sangat luar biasa. Orang pun dibuatnya kagum. Namun, mereka lupa daratan ketika sukses. Mereka memonopoli kebenaran tunggal alias antikritik dan antipembaruan. Mereka memimpin dengan tangan besi. Korban pun bergelimpangan dari tangannya. Begitu juga dalam sejarah bisnis. IBM yang begitu besar dan terkenal pernah mengalami kemerosotan saat arogansi membekap sikap dan pikiran para pemimpin mereka.

Terjebak retorika
Namun, itulah yang terjadi apabila orang berhenti belajar dan merasa diri sudah selesai. Tanpa dia sadari, lingkungannya terus belajar, berinovasi, dan berkembang. Sementara, dia mandek di posisinya. Akibatnya, kue kesuksesan yang dia peroleh lama-kelamaan menjadi basi. Tanpa sadar, kompetitor mereka bergerak jauh meninggalkan dirinya di belakang. Mereka terjebak dalam retorika, kalimat, jurus yang itu-itu saja alias usang. Arogansi telah menutup hati dan pikirannya untuk kreatif menemukan jurus dan tip-tip baru mempertahankan sekaligus mengembangkan kesuksesannya. Di sinilah, arogansi berujung pada malapetaka dan kehancuran.

Jadi, bagaimanakah tipnya agar kesuksesan kita tidak berubah menjadi arogansi? Saya menyebut tip ini dengan kata AWAS!

Pertama, Aware (sadar) dengan sikap dan tingkah laku kita selalu. Meskipun sudah sukses, kita perlu memberi waktu untuk menyadari sikap dan perilaku kita di mata orang lain. Selalulah sadar apakah nada dan ucapan serta tindak tanduk kita sekarang semakin membuat banyak orang lain terluka? Apakah kita masih tetap menghargai orang lain? Apalagi orang-orang yang telah turut membawa Anda ke level sukses sekarang, apakah Anda hargai? Jangan sampai, tatkala masih bersusah payah, kita begitu respek, tetapi setelah sukses justru mencampakkan mereka.

Kedua, Waspadai umpan balik yang hanya menghibur kita tetapi tidak membuat kita belajar lagi. Hati-hati dengan orang di sekeliling kita yang hanya mengatakan hal bagus, tetapi tidak berani memberikan masukan yang baik. Kadang, masukan negatif juga kita perlukan demi perkembangan, sesukses apa pun kita.

Ketiga, Awasi dan peka dengan perubahan yang terjadi. Dalam buku Who Moved My Cheese disimpulkan bahwa kita harus selalu mencium keju kita, apakah sudah basi ataukah mulai diambil orang lain. Kita pun harus terus mencium dan peka bagaimana orang lain mengembangkan dirinya serta bisa jadi ancaman bagi kita. Jangan pula merasa diri paling hebat dan lupa belajar.

Keempat, Sopan dan rendah hati untuk belajar dari orang lain. Ada banyak artis yang ketika belum terkenal sikapnya ramah dan baik. Namun, setelah sukses, ia menjadi sangat sombong, angkuh, ketus, dan bersikap antisosial.

Nah pembaca, semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk meraih sukses sejati. Kesuksesan yang membuat Anda tidak arogan. Baiknya kita tutup tulisan ini dengan kalimat kuno yang seringkali sudah kita dengar. Saya hanya mengingatkan kita sekali lagi, "Di atas langit masih ada langit yang lain".

Minggu, 14 September 2008

syukur

saudaraku.... ,sadarkah kita betapa banyak sekali nikmat yang telah Tuhan berikan untuk kita selama kita hidup di dunia ini. hingga detik ini sudah berapa banyak nikmat yang kita peroleh,namun dengan nikmat itu adakah kita termasuk hambaNya yang pandai bersyukur atas tiap-tiap nikmat tersebut? atau malah sebaliknya, kita selalu dan senantiasa mengeluh akan apa yang kita peroleh, kita tidak pernah berfikir coba kalau misal Tuhan itu komersil, tiap desah nafas kita, sekali tarikan nafas kita dikenai biaya satu rupiah saj. dalam sehari berapa banyak biaya yang harus kita keluarka untuk dapat terus bernafas.
sadarkah kita akan semua nikmat itu, mari mulai detik ini, tingkatkan kesadaran kita untuk senantisa dapat mensyukuri segala apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. dengan mensyukuri sekecil apapun nikmat itu (dimata kita) maka insyaALlah kita akan dapat menikmati kehidupan ini dengan sebenarnya.
rang yang bahagia adalah orang yang mampu untuk merasakan nikmatnya hidup ini. kenikmatan hidup bukan hanya dari banyaknya harta yang melimpah,pangkat yang tinggi dan kawan-kawannya.
kebagagiaan hidup adalah bagaimana kita dapat menikmati indahnya hidup ini, dengan segala rona dan warna yang ada.
aku memang bukan siapa-siapa, aku hanya anak manusia yang coba saling mengingatkan kepada kalian semua, mungkin suatu saat aku juga lupa dan alpa, itu berarti aku juga butuh untuk di ingatkan oleh kalian semua.
hidup ini tidak akan lama di dunia, sampai kapan kita akan dibebani oleh pikiran-pikran kotor dan pcik yang akan membuat kita tidak dapat menikmati indahnya hidup ini, yang merupakan karunia Tuhan yang tiada terhingga.
mari mulai saat ini kita sama - sama belajar untuk dapat merasakan betapa indahnya hidup ini, dengan cara bersyukur atas segala nikmat dari Tuhan.
bukankah Tuhan telah berjanji "barang siapa yang bersyukur atas nikmatku maka aku akan tambah kenikmatan itu dan barang siapa yang ingkar/kufur maka sesungguhnya adzabKu amatlah pedih"
masak kita ragu aka janji Tuhan, ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah main main dalam janjinya.
untuk itu kita bebas memilih, mau

Sabtu, 13 September 2008

iseng

orang bilang di blog kita bebas mau nulis apa aja, inilah saatnya aku coba untuk iseng atau apalah namanya, yang pasti ini adalah tulisanku yang pertama. memang sih aku orang yang paling tidak suka menulis, tidak romantis atau puitis, tapi setidaknya untuk sekedar menumpahkan apa yang sedikit aku rasakan boleh donk...
paling tidak disini juga aku belajar untuk bisa menuliskan apapun,mau itu enak dibaca atau tidak enak namanya juga belajar jadi musti maklum. seperti orang belajar masak juga, tidak seketika dapat menghasilkan masakan yang enak untuk dinikmati, pasti pertamanya ada kurang garem lah, ke asinan atau apalah namanya, begitu pula dengan tulisan yang coba aku sajikan ini.
jujur tadinya aku paling malu kalau ada orang yang membaca tulisanku, karena dengan begitu aku merasa ditelanjangi. tapi biarlah aku tidak mau terus dalam keadaan seperti itu (tidak mau ditelanjangi) setidaknya ketika aku telanjang bulat-bulat banyak yang tahu tentang kekurangan yang aku miliki, dengan begitu aku akan makin bisa memperbaiki setiap kekurangan yang ada pada diriku. untuk semua yang sempat mampir dan mau meluangkan waktunya untuk sekedar membaca sebagian atau mungkin seluruh tulisan ini, aku ucapkan terima kasih banyak.
silahkan semua beri komentar untuk aku, beri masukan kritikan atau apapun sesuka kalian aku akan jadi lebih bisa belajar untuk bisa mengenal diriku sendiri.



aku ada sebuah cerita yang mungkin dapat menjadi sebuah renungan atau apalah namanya,begini ceritanya...


Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.
Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan:
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras. Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah... tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Mengapa anda menampar saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda: Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan
dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak.
Kyai : Itulah yang dinamakan TAKDIR.
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: kulit.
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit.
Kyai : Walaupun SETAN terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk
setan.